HTML,BODY{cursor: url("http://.gif"), auto;}

Minggu, 12 Oktober 2014





Assalamualaikum Wr.Wb
Pada kesempatan kali saya akan menceritakan peristiwa yang penting yang akan mempengaruhi perkembangan islam di daerah arab. Semoga post kali ini dapat menambah wawasan anda sekalian.


Perang Yamamah merupakan perang yang terjadi antara Pasukan Khulafaur Rasidin dibawah pimpinan Panglima Khalid bin Walid dengan Pasukan Musailamah al-kadzab sang Nabi palsu dari Bani Hanifah. Perang Yamamah merupakan bagian dari Perang Riddah atau Perang kemurtadan pada masa Pemerintahan Khalifah Abu Bakar As-shidiq yang berlangsung pada tahun 11 H.

Setelah Rasulullah SAW wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke 11 H. Kemurtadan dan kemunafikan merajalera seluruh wilayah Jazirah Arab, kecuali Madinah, Mekah,Tha'if, Bahrain, dan sebagaian suku di Jazirah Arab. Orang-orang yang murtad ini dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama yaitu orang-orang yang mengikuti nabi-nabi palsu seperti Musailamah, Thulaihah, dan al-Aswad. kelompok kedua yaitu orang-orang yang enggan membayar zakat karena mereka berpendapat bahwa zakat hanya dibayarkan kepada Rasulullah semasa hidup, karena Rasulullah telah wafat maka tidak wajib bagi mereka membayar zakat.

Untuk mengatasi hal ini, Khalifah Abu Bakar As-Shidiq mengutus 11 komando pasukan untuk menumpas orang-orang murtad. Termasuk penumpasan Nabi palsu Musailamah Al-Kadzhab dari Bani Hanifah karena sudah meresahkan kaum Muslimin dan sudah banyak orang yang mulai bergabung dengannya. Untuk mengatasi ini Khalifah mengutus Ikrimah bin Abu Jahal beserta pasukannya untuk menumpas nabi palsu ini namun Musailamah dan pengikutnya berhasil mengalahkan Pasukan Ikrimah bin Abu Jahal, sehingga Abu Bakar mengirim bala tentara kedua di bawah kepemimpinan Syurahbil bin Hasanah, namun dapat dikalahkan juga oleh Musailamah beserta pengikutnya. Hingga akhirnya Khalifah Abu Bakar mengirimkan bala tentara yang lebih besar dibawah komandan Saifullah al-Maslul, Khalid bin Walid.

Sebagai komandan, Khalid bin Walid mengatur formasi pasukan Garda depan dipimpin oleh Syurahbil bin Hasanah, sayap kanan dipimpin oleh Zaid bin Khattab, sayap kiri dipimpin oleh Abu Hudzaifah bin Utbah, dan pasukan berkuda dibawah pimpinan Usamah bin Zaid. sementara itu Panji Pasukan Muhajirin dipegang oleh Salim, Anak angkat Abu Hudzaifah sedangkan panji pasukan Ansar dipegang oleh Tsabit bin Qais bin Syamas.

sedangkan Musailamah Al-Kadzab beserta pengikutnya mempersiapkan diri untuk menghadapi Pasukan Khalid bin walid, mereka mengangkat Al-Hakam bin Ath-Thufail memimpin pasukan sayap kanan dan Ar-Rajjal bin Anfawah bin Nahsyal memimpin pasukan sayap kiri, sedangkan Musailamah memimpin pasukan garda tengah.

Akhirnya kedua pasukan tersebut bertemu di Aqraba,Yamamah walaupun Jumlah pasukan Muslimin lebih sedikit dari pada pasukan Musailamah, Semangat untuk menegakan panji islam pasukan muslimin yang mengebu-gebu yang membuat ras takut itu hilang, bahkan para sahabat Nabi selalu mengingatkan dan saling memberi nasehat kepada sesama pasukan muslimin. Sebelum kontak senjata dimulai Khalid bin Walid mengajak Musailamah beserta pengikutnya untuk menyerah dan kembali ke jalan yang benar. Namun Musailamah menolaknya bahkan memberi semangat kepada pengikutnya untuk berperang. Akhirnya Khalid menantang perang tanding terhadap pemimpin pasukan Bani Hanifah.

Setelah khalid bin walid berhasil mengalahkan mengalahkan pemimpin orang murtad. Gendrang perang mulai bertabu menandakan perang telah dimulai. peperangan yang dasyat antara pasukan muslimin dan pasukan musailamah. peperangan yang dasyat membuat pasukan muslimin terdesak oleh pasukan musuh. Bahkan pasukan musuh berhasil merebut perkemahan pasukan muslimin.

Khalid bin Walid berusaha memberi semangat kepada pasukan muslimin sehingga pasukan muslimin bersemangat untuk menghadapi musuh, pasukan musuh yang mendesak pasukan muslimin berbalik arah, pasukan musuh mulai terdesak oleh pasukan muslimin hingga musailamah beserta sisa pasukannya melarikan diri ke dalam perkebunan berbenteng disekitar medan perang.

Namun pasukan muslimin berhasil menerobos kebun. terjadilah pertempuran di dalam perkebunan antara pasukan muslimin dengan pasukan musailamah. akhirnya Musailamah Al-Kadzhab akhirnya tewas di tangan Wahsyi, (orang yang telah membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib paman nabi di perang uhud, namun telah bertobat dan masuk islam, wahsyi ikut berperang di jalan Allah untuk membuktikan dia telah beriman dan menjadi muslim yang taat) dan Abu Dujanah (seorang ksatria Ansar bersorban merah). Setelah mengetahui Musailamah terbunuh, sisa-sisa bani Hanifah pun menyerah, Dan akhirnya kaum Muslimin mendapat kemenangan dari Allah

Akibat dari perang yamamah adalah banyaknya para syuhada penghafal Qur'an sehingga Umar bin Khattab khawatir tentang Al-Qur'an, sehingga Hal ini menjadi dasar Khalifah Abu Bakar mulai mengumpulkan Ayat-ayat al-qur'an menjadi suatu Mushaf qur'an.   

Minggu, 05 Oktober 2014

http://istighna.files.wordpress.com/2012/06/tugu-peringatan-perang-mutah.jpg

Assalamualaikum Wr,Wb sobat, pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan peristiwa yang mungkin anda belum mengetahui Perang Mu'tah. Perang yang akan merubah sejarah dunia dan sejarah islam. semoga post ini menambah wawasan anda semua.



Perang Mu'tah merupakan ekspedisi militer pada masa Rasulullah SAW di Desa Mu'tah di negeri Syam yang sekarang Yordania pada bulan Jumadil Ula tahun kedelapan Hijriyah. Perang ini merupakan perang pertama dengan Bangsa romawi (Bizantium). perang ini terjadi karena terbunuhnya utusan Rasulullah al-Harits bin Umair al-Azdi, utusan untuk Raja Busra selaku sekutu Romawi,yaitu Syurahbil bin Amr Al-Ghasani untuk memeluk agama islam. Namun Syurahbil bin Amr Al-Ghassani membunuh utusan Rasulullah. mengetahui hal itu, Rasulullah sangat marah, sebab baru kali ini utusan Rasulullah dibunuh, selain itu, tindakan ini juga melanggar adat dan tradisi ketika menerima utusan yang seharusnya dihormati dan tidak tolak serta menjamin keselamatannya.

Rasulullah langsung mempersiapkan pasukan yang besar untuk menuntut kematian utusan Rasulllah. dengan berjumlah 3000 pasukan mujahidin, Rasulullah memberangkatkan pasukan tersebut. Beliau juga mengangkat Zaid bin Haritsah, sebagai panglima perang dan penggantinya yaitu Ja'far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawaahah. Rasulullah bersabda :

"Apabila Zaid terbunuh maka penggantinya adalah Ja'far bin Abu Thalib, jika Ja'far terbunuh maka penggantinya adalah Abdullah bin Rawaahah "(Ibnu Qayyim al-Jauziyah,Zad al-Ma'ad fi Hadyi Khair al-'Ibad,jilid 3, hlm.381).

Setelah itu,kaum muslimin bergerak dan singgah di Ma'an. Kaum Muslimin mendapat kabar bahwa pasukan Romawi yang berjumlah 100 ribu pasukan dibawah pimpinan Kaisar Heraklius dan 100 ribu pasukan sekutu kabilah Nasrani Arab, berasal dari kabilah Lakhm, Judzaam, dan berbagai suku Qudhaa'ah dari Bahraa, Balaa, dan Balqain dibawah pempinan Malik bin Zaafilah. Mereka sudah siap menyambut pasukan muslimin.

Kaum muslimin pum bemusyawarah. Sebagian berpendapat : "kita harus menulis surat untuk Rasulullah dan menginformasikan jumlah musuh.Sehingga Rasulullah memberi perintah selanjutnya. Namun Abdullah bin Rawaahah membangkitkan semangat jihad Kaum Muslimin dengan kata-kata pembakar semangat;" Wahai sahabat sekalian,demi Allah, yang tidak kalian sukai pada saat berperang adalah mati meskipun syahid. Ingatlah, kita memerangi mereka bukan dengan jumlah yang banyak, tetapi kita melawan mereka dengan agama yang telah membuat kita dimuliakan Allah. Untuk itu, mari kita hadapi mereka karena yang demikian ini merupakan salah satu dari dua kebaikan, menang atau mati syahid." Semua sahabat menjawab, " pendapat Ibnu Rawahah itu benar."

setelah mereka sampai di Al-Balqa, mereka bertemu dengan bala tentara Romawi beserta sekutunya di Masyarif. Pasukan musuh itu mendekat, sedangkan pasukan muslimin bergerak ke Mu'tah. Disana mereka bersiap-siap dan mengangkat Quthbah bin Qatadah (dari bani Udzrah) sebagai komandan pasukan sayap kanan, sedangkan yang memimpin sayap kiri adalah Ubadah bin Malik (sahabat dari Anshar).

Kemudian terjadi peperangan diantara dua kelompok dengan sangat sengit. Panglima pasukan muslimin Zaid bin Haritsah syahid.Panji perang yang berada ditangannya langsung diambil oleh ja'far bin Abu Thalib, ia turun dari kuda pirangnya yang langsung dibunuhnya karena tidak ingin kudanya digunakan oleh musuh, Ia pun berperang hingga tangan kanannya putus, panji itu diambil oleh tangan kirinya. Namun tangan kirinya pun putus, sehingga ia terpaksa memeluk panji tersebut, baru kemudian ia terbunuh syahid. panji perang pun diambil alih oleh Abdullah bin Rawaahah, Dia tampil di depan pasukan dan berperang hingga gugur dijalan Allah. Selanjutnya bendera kaum muslimin diambil oleh Arqam bin Tsa'labah al-Anshari. Kaum muslimin ingin menjadikannya sebagai komandan, akan tetapi ia menolak. Akhirnya kaum muslimin mengangkat Khalid bin Walid sebagai panglima.

Allah menurunkan wahyu kepada Rasullullah tentang berbagai peristiwa yang terjadi pada peperangan. Anas mengisahkan bahwa Rasulullah mengabarkan tentang kematian ke tiga panglima yang ditunjuk oleh Rasulullah sebelum ada yang menyampaikan berita itu kepada beliau. Rasulullah bersabda, " Bendera (pasukan muslimin) diambil oleh zaid tetapi kemudian dia terbunuh, lalu diambil oleh Ja'far tetapi dia juga terbunuh,Ibnu Rawaahah pun mengambilnya tetapi dia pun terbunuh-air mata beliau mengalir-hingga akhirnya bendera diambil oleh salah satu (Saifullah 'Pedang Allah') yaitu Khalid bin Walid sehingga Allah memberikan kemenangan kepada mereka (muslimin)," (HR. al-Bukhari).

Khalid bin Walid melakukan strategi perang yang tergolong baru. Khalid ingin menyelamatkan tentara kaum muslimin dari dilema yang dihadapinya dengan tetap menjaga eksitensi dan harga diri mereka. Khalid berpikir bahwa solusinya mungkin dengan cara menarik mundur pasukannya setelah melakukan penyerangan kemudian menggantikan pasukan yang ditarik dengan satuan pasukan yang baru, dengan demikian, Pasukan muslimin bisa bertahan hingga malam hari. Dalam kegelapan malam dia bisa memanfaatkan keadaan untuk menukar satuan pasukan : pasukan sayap kiri di tukar dengan pasukan sayap kanan, satuan pasukan garda depan dengan pasukan garda belakang.

Pada pagi harinya, Khalid meminta pasukan berkuda untuk membuat kepulan debu dan kegaduhan yang dapat menggentarkan musuh. Tujuannya, agar orang-orang Romawi mengira tentara muslimin mendapat bala bantuan pasukan dari Madinah. Pasukan Romawi dibuat gentar oleh taktik militer yang demikian. Kemudian pasukan muslimin melakukan serangan dengan sengit sampai Khalid berkata,"pada saat Perang Mu'tah, aku telah menghabiskan sembilan pedang hingga ditanganku hanya tersisa sebilah pedang dari yaman. Dengan demikan  Khalid bin walid beserta Pasukan muslimin berhasil kembali ke Madinah dengan sedikit kerugian. Sementara itu pihak Romawi banyak sekali korban perang yang jumlahnya tidak diketahui.

Meskipun jumlah musuh sangat banyak dan jumlah kaum muslimin sedikit, namun tidak terlalu banyak para prajurit yang gugur di medan perang sebagaimana yang diterangkan ulama sejarah. mereka menyebut nama-nama mereka yang terbunuh kecuali hanya belasan orang.


Berikut ini merupakan cuplikan dari Peristiwa Perang Mu'tah

Rabu, 01 Oktober 2014

assalamualaikum wr.wb
halo sobat, pada kesempatan kali  ini saya akan memberikan contoh resensi buku yang berjudul HATTIN 1187:SHALAHUDDIN KEMENANGAN TERAKBAR. semoga bermanfaat bagi anda semua.

RESENSI BUKU
HATTIN 1187:SHALAHUDDIN KEMENANGAN TERAKBAR

  • Judul Asli    : Hattin 1187 :Saladin's Greatest Victory
  • Penulis         : David Nicolle
  • Penerjemah  : Margaretha Widyastuti
  • Terbit           : Jakarta, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia),2008 vi+ 108 hlm; 17 cm x 24,8 cm. ISBN-13: 978-979-91-0118-1
  •  Penerbit       : PT. Gramedia, Jakarta
  • Harga buku   : Rp. 40.000

Berawal dari minat saya terhadap sejarah, khususnya sejarah tentang  perkembangan Islam, hingga ketika saya jalan-jalan ke toko buku perhatian saya tertuju kepada buku karangan David Nicolle yang berjudul “Hattin 1187”. Buku tersebut bersampul sangat indah dilengkapi gambar-gambar yang menarik dan juga saya bertanya-tanya dalam diri saya sendiri buku ini menceritakan apa, siapakah itu salahuddin. Sehingga saya putuskan untuk membeli buku “Hattin 1187” untuk mengetahui isi buku tersebut.

Buku ini menceritakan tentang pertempuran di dataran tinggi didesa  hattin yang panas dan tanpa sumber air pada tanggal 4 juli 1187. Pertempuran ini menentukan alur dari perang salib berikutnya sebab setelah pertempuran ini Sultan Shalahuddin berhasil menaklukan kota suci Baitulmaqdis . Perang ini melibatkan pasukan muslim yang di pimpin oleh sultan shalahuddin al-ayyubi dari Dinasti Ayyubiah  yang berjumlah 45000 pasukan Jihad dan pasukan perang salib yang di pimpin oleh raja Latin yerusalem yang bernama guy de lusignan yang terdiri dari para ksatria Templar dan Hospitaller, Pasukan Bayaran, dan Para penduduk Kristen yang terkena wajib militer. Pasukan muslim dan pasukan kristen bertempur mati-matian  namun, Shalahuddin yang unggul dalam hal taktik, berhasil mengurung serta menundukkan lawan, bahkan sampai berhasil menangkap hampir seluruh pemimpin pasukan salib seperti raja guy de lusignan, geoffrey de lusignan, connetable amaury de lusignan, marquis guglielmo del monferrato, renaud de chatillon, humphrey II de toron, gerard de ridefort, uskup lidie dan baron-baron lainnya dan juga menyita salib suci yang dianggap sebagai tempat penyaliban yesus. Sultan Shalahuddin memperlakukan para tawanan dengan baik dan memaafkannya serta menjamin keselamatan para tawanan kecuali renaud de chatillon, beliau pun mengeksekusi renaud de chatillon karena sudah banyak meneror masyarkat muslim seperti perampokan dan pembunuhan terhadap jamaah haji.

Pertempuran ini disebabkan oleh renauld de chatilon yang menyerang sebuah kafilah besar milik umat islam pada masa perdamaian yang disepakati oleh kedua belah pihak dan juga ketidakmampuan raja guy membebaskan tawanan, memberi alasan yang kuat. maka shalahuddin mengumpulkan pasukannya dan menyerukan jihad untuk menyerang kerajaan yerusalem dan merebut kembali kota suci Baitulmaqdis .

Dan buku ini juga menceritakan tentang pengepungan dan pembebasan yerusalem dari pasukan salib seraya menjamin keselamatan penduduknya. Kota yerusalem merupakan tempat suci umat islam selain kota Mekah dan Madinah. Pasukan muslim juga menaklukan wilayah-wilayah sekitar yerusalem yang dikuasai pasukan salib seperti akre, ashkelon, karak, tiberias, sidon, gibelet, beirut dan toron. Kemudian pada tanggal 20 september pasukan Shalahuddin mulai melakukan pengepungan terhadap kota Yerusalem.setelah melakukan pengepungan selama 22 hari, pasukan Shalahuddin berhasil memasuki kota Yerusalem pada tanggal 2 Oktober 1187 setelah dilakukan perundingan perdamaian dengan Masyarakat Yerusalem.

Setelah itu Sultan Shaluddin berusaha menaklukan Kota Tyrus yang merupakan kota tentara salib yang tersisa di wilayah kerajaan Yerusalem. tetapi tidak berhasil menaklukan Kota Tyrus. Sehingga kota Tyrus menjadi basis pasukan salib dalam perang salib III untuk menaklukan Kota suci Yerusalem kembali. Setelah kegagalan menaklukan kota Tyrus, pada awal tahun 1188 sultan Shalahuddin membubarkan pasukannya.

               Buku ini mengungkapkan segala aspek pertempuran mulai dari ukuran dan perlengkapan perang, profil para komandan dan taktik serta rencana perang yang digunakan oleh kedua kubu yang bertikai dan juga buku ini memiliki kelebihan dan kekurangannya yaitu:

  • Kelebihan :
  1. Terdapatnya  gambar-gambar mengenai pertempuran,pasukan antar dua kubu dan wilayah-wilayah antar dua negara.
  2. Terdapat rangkuman kronologi untuk mempermudah pembaca untuk mengetahui kejadian kejadian tersebut.
  3. Desain yang cukup menarik.
  • Kekurangan :
  1.        Menggunakan kalimat yang tidak mudah di pahami.
  2.        Di halaman 53-57 terdapat gambar yang tidak terlalu jelas untuk dilihat karena terlipat
  3.        Dalam menjelaskan para komandan antara kedua belah pihak tidak lengkap.
  4.        Judul buku yang tidak menarik bagi beberapa orang.
  • Saran :                                                                          
  1.          Semoga penulis membuat buku sejarah pertempuran islam lainnya, seperti perang yarmuk, perang ain jalut ,perang manzikert  dan lain-lain.
  2.          Dan semoga penerbit, merapian buku tersebut agar buku ini lebih  menarik dari sebelumnya sehingga buku ini lebih diminati masyarakat .