Assalamualaikum Wr.Wb
Pada kesempatan kali saya akan menceritakan peristiwa yang penting yang akan mempengaruhi perkembangan islam di daerah arab. Semoga post kali ini dapat menambah wawasan anda sekalian.
Perang Yamamah merupakan perang yang terjadi antara Pasukan Khulafaur Rasidin dibawah pimpinan Panglima Khalid bin Walid dengan Pasukan Musailamah al-kadzab sang Nabi palsu dari Bani Hanifah. Perang Yamamah merupakan bagian dari Perang Riddah atau Perang kemurtadan pada masa Pemerintahan Khalifah Abu Bakar As-shidiq yang berlangsung pada tahun 11 H.
Setelah Rasulullah SAW wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke 11 H. Kemurtadan dan kemunafikan merajalera seluruh wilayah Jazirah Arab, kecuali Madinah, Mekah,Tha'if, Bahrain, dan sebagaian suku di Jazirah Arab. Orang-orang yang murtad ini dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama yaitu orang-orang yang mengikuti nabi-nabi palsu seperti Musailamah, Thulaihah, dan al-Aswad. kelompok kedua yaitu orang-orang yang enggan membayar zakat karena mereka berpendapat bahwa zakat hanya dibayarkan kepada Rasulullah semasa hidup, karena Rasulullah telah wafat maka tidak wajib bagi mereka membayar zakat.
Untuk mengatasi hal ini, Khalifah Abu Bakar As-Shidiq mengutus 11 komando pasukan untuk menumpas orang-orang murtad. Termasuk penumpasan Nabi palsu Musailamah Al-Kadzhab dari Bani Hanifah karena sudah meresahkan kaum Muslimin dan sudah banyak orang yang mulai bergabung dengannya. Untuk mengatasi ini Khalifah mengutus Ikrimah bin Abu Jahal beserta pasukannya untuk menumpas nabi palsu ini namun Musailamah dan pengikutnya berhasil mengalahkan Pasukan Ikrimah bin Abu Jahal, sehingga Abu Bakar mengirim bala tentara kedua di bawah kepemimpinan Syurahbil bin Hasanah, namun dapat dikalahkan juga oleh Musailamah beserta pengikutnya. Hingga akhirnya Khalifah Abu Bakar mengirimkan bala tentara yang lebih besar dibawah komandan Saifullah al-Maslul, Khalid bin Walid.
Sebagai komandan, Khalid bin Walid mengatur formasi pasukan Garda depan dipimpin oleh Syurahbil bin Hasanah, sayap kanan dipimpin oleh Zaid bin Khattab, sayap kiri dipimpin oleh Abu Hudzaifah bin Utbah, dan pasukan berkuda dibawah pimpinan Usamah bin Zaid. sementara itu Panji Pasukan Muhajirin dipegang oleh Salim, Anak angkat Abu Hudzaifah sedangkan panji pasukan Ansar dipegang oleh Tsabit bin Qais bin Syamas.
sedangkan Musailamah Al-Kadzab beserta pengikutnya mempersiapkan diri untuk menghadapi Pasukan Khalid bin walid, mereka mengangkat Al-Hakam bin Ath-Thufail memimpin pasukan sayap kanan dan Ar-Rajjal bin Anfawah bin Nahsyal memimpin pasukan sayap kiri, sedangkan Musailamah memimpin pasukan garda tengah.
Akhirnya kedua pasukan tersebut bertemu di Aqraba,Yamamah walaupun Jumlah pasukan Muslimin lebih sedikit dari pada pasukan Musailamah, Semangat untuk menegakan panji islam pasukan muslimin yang mengebu-gebu yang membuat ras takut itu hilang, bahkan para sahabat Nabi selalu mengingatkan dan saling memberi nasehat kepada sesama pasukan muslimin. Sebelum kontak senjata dimulai Khalid bin Walid mengajak Musailamah beserta pengikutnya untuk menyerah dan kembali ke jalan yang benar. Namun Musailamah menolaknya bahkan memberi semangat kepada pengikutnya untuk berperang. Akhirnya Khalid menantang perang tanding terhadap pemimpin pasukan Bani Hanifah.
Setelah khalid bin walid berhasil mengalahkan mengalahkan pemimpin orang murtad. Gendrang perang mulai bertabu menandakan perang telah dimulai. peperangan yang dasyat antara pasukan muslimin dan pasukan musailamah. peperangan yang dasyat membuat pasukan muslimin terdesak oleh pasukan musuh. Bahkan pasukan musuh berhasil merebut perkemahan pasukan muslimin.
Khalid bin Walid berusaha memberi semangat kepada pasukan muslimin sehingga pasukan muslimin bersemangat untuk menghadapi musuh, pasukan musuh yang mendesak pasukan muslimin berbalik arah, pasukan musuh mulai terdesak oleh pasukan muslimin hingga musailamah beserta sisa pasukannya melarikan diri ke dalam perkebunan berbenteng disekitar medan perang.
Namun pasukan muslimin berhasil menerobos kebun. terjadilah pertempuran di dalam perkebunan antara pasukan muslimin dengan pasukan musailamah. akhirnya Musailamah Al-Kadzhab akhirnya tewas di tangan Wahsyi, (orang yang telah membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib paman nabi di perang uhud, namun telah bertobat dan masuk islam, wahsyi ikut berperang di jalan Allah untuk membuktikan dia telah beriman dan menjadi muslim yang taat) dan Abu Dujanah (seorang ksatria Ansar bersorban merah). Setelah mengetahui Musailamah terbunuh, sisa-sisa bani Hanifah pun menyerah, Dan akhirnya kaum Muslimin mendapat kemenangan dari Allah
Akibat dari perang yamamah adalah banyaknya para syuhada penghafal Qur'an sehingga Umar bin Khattab khawatir tentang Al-Qur'an, sehingga Hal ini menjadi dasar Khalifah Abu Bakar mulai mengumpulkan Ayat-ayat al-qur'an menjadi suatu Mushaf qur'an.
Namun pasukan muslimin berhasil menerobos kebun. terjadilah pertempuran di dalam perkebunan antara pasukan muslimin dengan pasukan musailamah. akhirnya Musailamah Al-Kadzhab akhirnya tewas di tangan Wahsyi, (orang yang telah membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib paman nabi di perang uhud, namun telah bertobat dan masuk islam, wahsyi ikut berperang di jalan Allah untuk membuktikan dia telah beriman dan menjadi muslim yang taat) dan Abu Dujanah (seorang ksatria Ansar bersorban merah). Setelah mengetahui Musailamah terbunuh, sisa-sisa bani Hanifah pun menyerah, Dan akhirnya kaum Muslimin mendapat kemenangan dari Allah
Akibat dari perang yamamah adalah banyaknya para syuhada penghafal Qur'an sehingga Umar bin Khattab khawatir tentang Al-Qur'an, sehingga Hal ini menjadi dasar Khalifah Abu Bakar mulai mengumpulkan Ayat-ayat al-qur'an menjadi suatu Mushaf qur'an.